Oleh : Luthfiatul fuadah
Dalam diam aku tersenyum simpul, memandang betapa indahnya ciptaanmu… taburan bintang kala itu membuatku semakin harus bersyukur karena hidupku terlalu amat beruntung.
Aku adalah sisy dan menurutku, aku adalah gadis yg harusnya paling bersyukur didunia ini karena aku memiliki seorang bunda yg selalu medekap hangat tubuhku, ayah yg tak pernah mengeluh bekerja untuk memenuhi kebutuuhan keluarga kecilnya, teman teman yg baik… dan someone ???
ya dia adalah ega, menurutku dia baik, menyenangkan, dan selalu bisa mengerti keadaanku, saat pertama kali melihatnya aku takut dengan yg aku rasakan saat itu, aku takut jatuh cinta, aku takut patah hati.. namun sekarang aku menyayanginya dan aku takut untuk kehilangannya.
Hari hari semakin berlalu, aku senag seharian ini aku bisa terus bersama dengan ega, belajar bersama, nonton, sampai terakhir kita pergi ke langganan bakso tempat kita biasa makan disana.
Dan ya tentu saja aku hanya tersenyum senyum malam itu, melihat betapa lahapnya ega menyantap semangkuk bakso yg tersedia.. sungguh tuhan… hanya melihat dia makan saja aku terpesona.
Ya itu memang pesona ega, terkadang aku suka cemburu dengan karisma ega karna dengan karismanya itu ega selalu saja digandrungi banyak cewek2 disekolah dan dengan jabatannya sebagai ketua osis semakin membuat dia bersinar disekolah. Tapi…. Ega selalu bilang, walaupun banyak wanita cantik yg datang kepadaku, tapi percayalah hanya kamu yg selalu aku ingat, aku butuhkan, dan aku kenang…
Apa? Kenang? “tanyaku”. Iya kenang “jawab ega” kamu akan selaluaku kenang, saat aku masih dapat membuka kelopak mata ini, sampai aku tak dapat lagi membukanya, kamu tau kenapa ? Tanya ega padaku. “aku hanya menggelengkan kepala” . itu semua karna kamu adalah wanita kedua yg aku sayangi setelah mama ku.
Hhhmmm… beguitulah ega selalu bisa membuatku tersenyum dan selalu meyakinkan hatiku.
Demikian hari2 ku lewati dengan perasaan yg sungguh bahagia, karna disampingku selau ada mereka yg menyayangiku, rasti temanku yg piintar ngelucu, dinar si genius, dan riandra yg cantik.
Sore itu rasti mengajakku pergi kerumah dinar untuk belajar bersama dan kebetulan riandra juga ada disana … kami mulai mengerjakan soal soal yg diberikan bu Erika guru matematika. Dinar si genius dengan telaten mengejarkan rasti dan riandra yg belum mengerti, sedangkan aku mengerjakan soal2 sendiri, dinar memang genius dia bisa mendapatkan peringkat satu dikelas, disusul dengan aku dipringkat kedua. Hemmmhhh… dia memang rival terberatku kita selalu bertukar posisi pringkat, walaupun aku mengatakan dia rival terberatku tetapi dia tetaplah sahabt terbaikku.
Ya tuhan…. Aku tidak tau lagi harus berkata bagaimana, anugrahmu sungguh luar biasa, engkau sangat menyayangiku… dan aku tau itu tuhan. Semoga ini tidaklah sesaat dan itu karna aku hanya ingin selalu membuat mereka tersenyum. Aku ingin menjadi cahya bintang untuk menyinari mereka saat berada dlm kegelapan yg membuat mereka hilang arah.
Jam 09.00 malam kita selesai belajar kelompok, dan saat aku mulai berdiri untuk segera pulang, tiba-tiba bunda menelfonku, ya aku fikir bunda hanya ingin aku untuk segera pulang, akupun sengaja tidak menjawab telfon bunda.
Akhirnya aku berjalan sendiri melewati lorong jalan perumahanku, biasanya aku diantar jemput ayah, tapi kali ini sepertinya ayah masih sibuk dikantor. Jadi aku berusaha untuk mengerti.
Hampir beberapa langkah lagi aku sampai dirumah, tetapi sepertinya ada keramaian dirumahku… dan siapa wanita yg menangis didepan pintu sambil memeluk tanteku??? Astaga… itu bunda….ada apa dengan semua ini?? Perasaan ku mulai tidak enak dan rasanya aku enggan untuk segera masuk kerumah melihat keadaan sekitar, mengapa mereka tampak berduka? Menngapa semua memakai baju hitam? Dan kemana ayah?? Kenapa ayah tidak ada disamping bunda saat bunda menangis??? Aku mulai ingin tahu, tak sadar aku meneteskan air mata walau aku belum tau yg sebenarnya terjadi, aku tetap berdiri dijalan memandangi keadaan rumahku. Tiba tiba….. terdengar suara ambulance, siapa itu? Apa ada yang meninggal… ? aku fikir ambulance itu tidak mungkin kerumahku, namun arahnya semakin mendekati tempat aku berdiri. Dan berhenti tepat didepan rumahku. Dua orang petugas ambulance itupun turun dengan menggotong keranda jenazah… dan…?????
Yatuhan… itu ayah…” ayah meninggal dalam kecelakaan lalu lintas saat pulang dari kantor’’.
aku menangis sejadi jadinya, aku berlari kerumah dan mulai berbicara kepada ayah…
Ayah kenapa pergi? Kenapa ayah jahat sama sisy? Bagaimana dengan janji ayah untuk mengajakku berlibur ke eropa? Ayah , ayah banguuunn… ayah dengar aku? ayah harus bicara… (bercucuran air mata)
Bundapaun datang mendekapku dan berkata “ sisy ayah udah gak ada, ayah akan tertidur selamanya, bairin ayah untuk istirahat yah…. Biar nanti bunda yg ajak sisy berlibur keeropa” (sambil menahan tangis).
Bunda…… kenapa ayah jahat? Ayah bohong sama sisy, ayah gak bisa tepatin janji, sisy benci sama ayah. Bunda…. Kenapa sih tuhan ambil ayah dari sisy? Apa sisy pernah jahat sama tuhan?
“bunda hanya terdiam dan menangis”. Bunda kenapa diam? Bunda jawab sisy….
Sisy… kamu harus ngerti! Ayah udah gak ada, ayah capek, dan ayah mau istirahat tenang, kamu gak boleh nggomong kaya gitu, tuhan gak marah sama sisy, tapi karena tuhan kangen sama ayah… kamu ngerti sekarang !!! (dengan nada menggentak ).
Akupun hanya dapat menangis…. Selang kepergian ayah hari hariku yg semula ceria dan berwarna berubah gelap dan selalu diselimuti kesedihan sudah seminggu setelah kepergian ayah aku tidak masuk sekolah, hanya berdiam diri dikamar dan terus menangis bila aku ingat kembali sosok ayah yang hangat. Tampaknya bundapun mulai bingung dengan perubahan sikapkku…. Berulang kali bunda mebujukku untuk bangkit dari kenyataan, namun nyatanya… aku tidak bisa! Aku terlalu amat menyayangi ayah! Aku belum siap untuk merelakan ayah beristirahat dirumah tuhan…
Hari itu aku hanya tertidur, muungkin karena lelah menangis semalaman, tiba2 terdengar dari luar kamar. Tok tok tok….
Siapa??? “Jawab aku”. Ini kami sy…
Ya sudah pasti itu adalah rasti, riandra, dan dinar.
Sy buka pintunya yah… kami semua kangen sama kamu, kami semua ingin kamu sperti dulu (ucap rasti).
Tapi apa gunanya aku sekarang? Hari hariku berubah, aku gak punya ayah seperti kalian, dan aku hanya seorang gadis yg malang... Aku benci hal itu, aku benci kenyataan… (jawab sisy sambil menagis).
Sy… lo gak boleh kaya gini terus, lo harus bangkit, lo harus sama sama kita lagi, apa lo gak kasian sama bunda lo? Siapa yg mau bantu bunda lo sekarang? Cuma lo sy, apa lo tega liat bunda lo terus nangis karena sikap lo yg kaya gini? (ucap dinar). ‘aku terdiam dan hanya menagis”
Sisy tetap tidak membukakan pintu kamar untu teman temannya.. lalu terdengar suara laki laki yg tidak asing lagi ditelinga sisy.
Sy… aku tau kamu sangat kehilangan, tapi tolong sy jangan kamu siksa diri seperti ini, semua yg teman2 kamu bilang itu benar sy kamu harus bisa terima kenyataan, jangan pernah takut sendiri sy, karna kamu gak akan pernah sendiri masih ada bunda kamu, teman2 kmu, dan aku yg akan selalu menyayangi kamu… kamu harus percaya itu sy.. (ucap ega dibalik pintu kamar sisy). Akhirnya sisypun luluh dengan bujukan ega dan segera membuka pintu kamar untuk ega dan teman temannya, mereka saling menangis dan berpelukan, dari jauh bunda tersnyum sedu melihat sisy mau untu memulai kembali harinya.
Keesokan hari sisy sudah masuk sekolah, teman2 menyambut hangat kehadiran kembali sisy disekolah. Seharian disekolah aku merasa terhibur dengan tmn2 dan ega.. mereka hampir membuatku melupakan semua maslahku.. aku bis atersenyum kembali dan aku juga bisa tertawa kembali, aku bahagia memiliki mereka semua… hari hariku mulai kembali ceria, bundapun begitu… kami berdua berusaha saling mebantu untuk memenuhi semua kebutuhan kami … bunda selau tersenyum meski lelah bekerja menggantikan ayah…. Aku bangga dengan bunda, bunda adalah sosok wanita terkuat yang aku miliki…
Dan begitupun ega, dialah yg membuatku untuk bisa terus bangkit dari keterpurukan sampai akhirnya aku bisa menjalani hari hariku dengan normal seperti biasanya…. Selang 3 bulan kepergian ayah ega selalu menemaniku untuk berziarah kemakam ayah. Ega sangat baik.. aku semakin menyayangi ega, dan aku tidak ingin kehilangan ega.
Besok malam aku akan diner dengan ega… hatiku semakin berbunga bunga dan deg degan menanti malam itu, bunda membantu aku memilih gaun yg harus aku pakai untuk malam ini, bunda bilang aku terlihat cantik denga dress merah selutut dan rambut lurus yg terjuntai, ditambah eyeshado wrna natural dan blash on pink. Youre so beautiful “ucap bunda”
Malam itu ega tidak menjemputku karena tampaknya dia akan merencanakan sesuatu untukku. Kami bertemu di kafe yg sudah ega tentukan. Aku datang lebih dulu.. aku menunggu ega… sejam berlalu ega tak kunjung datang, 2 jam berlalu batang hidungnyapun tak kelihatan… aku mulai kesal, dan mulai ingin batal diner saja malam ini, namun aku masiih mau menunggu setengah jam lagi pikirku. Tapi lebih dari 2 jam setengah aku menunggu ega tidak juga hadir.. apa dia lupa dengan janjinya??
Akhirnya aku memutuskan untuk pulang, sesampainya dirumah aku hanya cemberut dan segera mungunci pintu masuk kamar, aku memutuskan untuk tidak menghubungi ega dan menanyakan kenapa dia tidak menepati janjinya. Biar saja dia yg menghubungiku lebih dulu “pikirku”.
Lalu ketika aku hendak beranjak tidur, riandra mnenelfonku.
Riandra ; hallo sy, lo cepetan kerumah sakit sekrang penting, nanti gw sms alamatnya… pokoknya harus datang… (dengan nada panik). Belum sempat sisy menjawab, telfon riandra langsung terputus.
Sisy segera berlari keluar dan menuju kerumah sakit, dalam perjalanan sisy tampak gelisah, pikirannya mulai kosong, semuanya gelap… hatinya selalu bertanya2, apakah kejadian malam itu akan terulang lagi? Apakah aku akan merasakan kehilangan kedua kalinya lagi? Haaahhh… sisy berusaha menghilangkan prasangka tidak enak itu.
Tibalah sisy dirumah sakit dan teman2’nya sudah berdiri didepan ruang icu. Lalu.. mengapa ada mama dan papa ega disitu?? Sisy mulai bertanya Tanya… riandrapun meghampiri sisy dan menceritakan semua kejadian yg menimpa ega… ega kecelakan ketika dia mau pergi menemui sisy untuk makan malam. Sisy menagis dan hanya menangis mengapa harus seperti ini? Mengapa harus ega? Tuhan… jika engkauu benci denganku, mengapa tidak aku yang saja yg kau hukum sperti ini? “jerit hati sisy”
Sisy segera mendekati ruang icu dengan langkah yang tertatih dan berurai air mata. Sisy hanya dapat memandangi ega dari lubang kecil dipintu icu. Sisy masih terus berharap ega dapat terselamatkan.. setelah beberpa jam berlalu dokter yg menangani ega saat itupun keluar, dan berkata kepada kami… “mohon maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin”. Tangisku semakin menjadi jadi kala mendengar kata kata itu… aku berlari kepada ega dan memeluknya erat, aku tak dapat lagi berkata kata hanya air mata yang mewakili perasaanku saat itu. Sekarang ega telah tiada, dia sama jahatnya dengan ayah…. Sekarang aku kehilangan keduanya, orang yang aku sayangi dan aku cintai… setelah ini siapa lagi yang akan meninggalkanku? Siapa lagi yang akan membuatku kembali menangis?. Aku hanya bis berpasrah pada tuhan…
Setelah kepergian ega, aku mulai tidak semangat menjalani hariku.. semuanya aku rasakan pahit, semua yg aku jalani bagai tak berarti lagi… mengapa harus aku yang merasakan ini? Dulu engkau begitu menyayangiku, kau berikan mereka yg selalu bisa mebuatku tersenyum, tapi sekarang mengapa engkau mengambil mereka kembali? Apa salahku? …..
Hari kehari kondisiku semakin memburuk karna terlalu lelah denga semua kenyataan hidup ini, aku jatuh sakit, bunda mulai kembali khawatir melihat keadaanku… bunda hanya menagis melihat aku terbaring lemas ditempat tidur. ada riandra, dinar, dan rasti juga disekelilingku yg selalu setia menemaniku, selalu berusaha menghiburku, namun tak sedikitpun aku dapat tersenyum.. aku hanya berangan ada ega saat ini.. ada ega yg selalu menenangkan hatiku, namun… ??? yaaa aku tidak dapat lagi melanjutkan angan itu… aku hanya tak bisa membendung semuanya jika haru kembali berangan.
Sampai suatu ketika aku teringat dengan janjiku, yaitu janji untu bisa selalu menjadi sinar bintang yg dapat menerangi jalan orang yg aku sayangi, jika aku terus seperti ini… bagaimana aku bisa memberi sinarku kepada bunda dan teman2? aku mulai sadar aku masih punya bunda yg sangat menyayangiku, aku masih harus membuat bunda tersenyum, aku harus bangun dan terima nasib!
Aku memulai kembali hariku dengan keceriaan dan nampaknya bundapun bahagia aku sudah mulai menjadi diriku yang sebelumnya, ya.. aku sendiripun bahagia jika mereka tersenyum karenaku.
Dan entalah aku senang memandangi sinar bintang dimalam hari, karna aku tau bahwa bintang yang paling terang diatas sana adalah ayah dan ega… aku bisa merasakan kembali kehangatan itu lewat sinar bintang yg merajai tubuhku. , setiap kali aku merasakan kerinduan yg amat sangat menyiksa, aku hanya tersnyum kepada bintang.
Ya aku sadar sekarang, bahwa hidup memang tak akan selamanya indah, terkadang bahagia dan terkadang aku harus mengalami kesedihan. Dan bukan tuhan yg harusnya dipersalahkan, namun berterimakasihlah kepada tuhan karena sesungguhnya tuhan telah memberikan pelajaran yg amat berarti bagiku. Membuat aku menjadi lebih mengerti akan lika liku kehidupan ini, dan mulai sekaranga aku akan selalu menjalani segalanya tanpa tangis, dan selalu tersenyum untuk dunia.
selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar